"Guru, aku tidak paham benar apa sesungguhnya ketulusan, kepasrahan, kesabaran dan keikhlasan itu. Manakah yang seharusnya didahulukan dalam bertindak?
Jika ketulusan adalah melakukan sesuatu tanpa memikirkan hasil, bagaimana mungkin itu dilakukan? Sebab ketika kita melakukan sesuatu, pastilah karena kita menginginkan sebuah hasil."
"Anakku, saat seorang pemanah sejati membidikkan panahnya ke sasaran, ia sungguh-sungguh fokus pada setiap gerakan tubuhnya.
Ia merentangkan busur sedemikian rupa agar tepat mengantar anak panah ke sasaran. Ia fokus pada kuda-kuda kakinya. Fokus pada perhitungan arah panah. Ia fokus pada segala tindakan yang diperlukan untuk mencapai target."
"Fokus pada kerja itu sendiri agar menjadi usaha yang maksimal, itulah ketulusan.
Ia fokus pada tiap tahap kerja yang dilakukan, tapi tidak pada rasa yang terletak pada hasil. Mereka yang bekerja dengan memfokuskan pikiran pada rasa akan hasil, akan mudah terjebak pada kebahagiaan oleh keberhasilan atau kesedihan oleh kegagalan, padahal hasil itu sendiri sama sekali belum terjadi.
Terjebak pada rasa hasil yang belum tercapai itu akan membuatmu tidak lagi fokus pada kerjamu saat ini."
"Setelah semua tahap kerja berjalan dengan baik, lalu lepaskan anak panah itu dan biarkan ia mencapai sendiri targetnya. Mengalir bersama kehendak alam atas proses selanjutnya setelah usaha maksimal kau kerjakan, itulah kepasrahan."
"Seberapa pun waktu yang diperlukan hingga kerjamu mencapai hasilnya, itulah ujian kesabaran. Dan kelak ketika hasil telah ditunjukkan, maka penerimaan dengan cara yang sama terhadap kegagalan dan keberhasilan pencapaian, itulah keikhlasan, anakku. Lalu kembalilah pada ujian kesabaran untuk memulai prosesnya dari awal, hingga hasil yang kau harapkan itu bisa terjadi dengan baik."
Dahsyatnya berbaik sangka...maari shalat tahajud lanjut shalat fajaar dan subuh.
Dahsyatnya berbaik sangka...maari shalat tahajud lanjut shalat fajaar dan subuh.