Pernahkah bertanya pada diri sendiri; Adakah kita lebih menyayangi Allah atau Allah yang lebih menyayangi kita? Jika kita menyayangi Allah, adakah kita menuruti segala perintah dan larangan-Nya? Tetapi jika kita melanggar perintah-Nya, pernahkah ditarik kembali semua nikmat yang diberikan oleh-Nya?
Pernahkah pula kita terfikir bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah; namun dalam waktu yang sama nikmat Allah tetap tercurah kepada seluruh makhluk-Nya tanpa membedakan apa agama dan jenisnya (manusia, jin, binatang, tumbuh-tumbuhan, angin, planet-planet dan pelbagai lagi; termasuk makhluk yang tidak kita ketahui).
Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Setelah selesai menciptakan makhluk-Nya, Allah menulis dalam kitab-Nya mewajibkan atas Diri-Nya sendiri : ‘Sesungguhnya kasih sayang-Ku mengalahkan (mengatasi) kemurkaan-Ku’”. [2751/16] Sahih Muslim
Inilah antara tanda bahwa Allah itu Maha Pemurah lagi Maha Penyayang serta bukti bahawa Allah lebih menyayangi makhluk-Nya berbanding kasih sayang makhluk-Nya (manusia terutamanya) terhadap Rabb penciptanya.
Di dalam Al-Quran, seperti yang telah kita ketahui setiap surah pada permulaannya telah diletakkan nama dan sifat Allah (kecuali At-Taubah) yaitu, ‘Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Jika kita memperhatikannya, seolah-olah Allah Subhana wa Ta’ala mau makhluk-Nya memahami bahwa cara yang pertama sekali mengenal Rabb mereka adalah dengan pemahaman bahwa kemurahan dan kasih sayang Allah itu mengatasi segalanya. Perkataan Maha Pemurah dan Maha Penyayang ini juga telah diulang lebih seratus kali.
Di dalam sebuah hadis yang menyatakan kasih sayang Allah;
Dari Salman al-Farisi r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki 100 kasih sayang, ada satu kasih sayang (telah diberikan) agar semua makhluk menyayangi di antara mereka, 99 kasih sayang lainnya utk hari kiamat. Shahih Muslim (2753)